Tanpa ada siapapun yang menanyakan kabar atau sekadar menyapa. Semua masih sama, kosong.
Tiba-tiba kau datang. Kau yang paling bisa membuat sekeping hati menjadi rapuh tak tertolong. Kenapa? Kenapa sekarang?!
Baru-baru ini aku bahkan nekat menghapus semua memori yang mungkin jika ku tengok semua usaha ku untuk secepatnya melupakanmu akan gagal. Semua chat panjang dari tahun kemarin yang mungkin jika ku lihat ulang air mataku akan tumpah sejadinya. Tapi aku sudah cukup pintar untuk tidak melakukan hal-hal bodoh semacam itu. Aku lelah. Kau harus secepatnya pergi.
Sekarang aku tahu, bahwa aku sudah sampai di titik ternyaman. Titik ketika aku menengok lagi ke belakang, semuanya sudah tidak sama lagi. Aku rindu momen-momen itu, namun aku tidak ingin kembali lagi menerobos ruang waktu untuk kembali ke masa itu. Hanya rindu, hanya kenangan. Bukan untuk dilupakan atau dihilangkan, hanya untuk sesekali menengok kebelakang, tapi bukan untuk berlabuh disana.
Karena aku sadar, bagaimanapun juga, jangan lupa kalau hati lah yang harus dijaga, bukan lukanya. Jadi, teruslah berjalan, teruslah melangkah kedepan. Kalau tidak, kamu akan ketinggalan.
Namun kau datang dan memintaku kembali? Setelah sekian banyak air mata yang menetes? Setelah sekian banyak tangisku untuk menahanmu supaya jangan pergi? Setelah sekian banyak usahaku untuk menghapusmu? Dan sekian banyak hal gila lain yang kulakukan? Dan sekarang kau datang lagi dengan seenaknya? Bahkan kau tak tahu diri.
Kau merusak moodku malam ini.
Tapi sebagai wanita yang dulu sempat kau bahagiakan, aku seperti berdiri di persimpangan jalan. Memilih untuk terus berjalan lurus, atau memutar haluan dan kembali kepada orang yang sama.
Kemudian air mata itu datang lagi, air mata yang sudah lama tidak kukeluarkan untuk seorang pria. Aku bingung..
Tapi aku tidak boleh menjadi gadis bodoh lagi. Aku berlari sekencangnya. Berlari ke depan. Menjemput dia yang mungkin sedang menunggui ku di ujung jalan sana.
Karena bahagia selalu menemukan jalan untuk tetap sampai ke tempatnya. Dari arah mana saja, ke arah mana saja. Dan ini lah jalan yang ku pilih, untuk terus berjalan ke depan, untuk kamu yang disana.
Maybe there's nothing wrong, maybe you just have to move on. And I got it! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar