Senin, 14 Juli 2014

10

Kau, indah.
Puji syukurku pada Tuhan karena mahakarya-Nya kau tercipta.

Kita, mulai berkenalan.
Sebelumya, kau hanya terlihat dari jauh.
Diantara yang lain, kau terlihat bersinar.
Kau sangat menyilaukan.

Entah..
Aku tidak pernah percaya kalimat "jatuh cinta pada pandangan pertama"
Yang kutahu, nafsu atau suka pada pandangan pertama.
Lalu, ini apa?

Namun, aku mencoba menepis semua.
Menepis rasa yang mungkin dinamakan suka.
Tidak, aku tidak mau rasa ini datang terlalu cepat!

Perihal hati, yang sempat mengalami cidera serius,
membuatku takut untuk memperbolehkan pria manapun singgah.
Aku hafal betul bagaimana perihnya hati yang disakiti.
Membuat dadamu terasa begitu sesak, hingga sulit untuk bernafas.
Kau ingin menangis sekencangnya, namun tenggorokanmu tertahan.
Kau ingin menangis sejadi-jadinya, namun air matamu tak kunjung jatuh,
Kau ingin marah, namun itu hanya sia-sia.
Ya, aku masih hafal betul.
Meski rasa sakit itu sudah berlalu, namun rasa takut itu selalu muncul.
Aku tidak pernah tau, dengan apa, oleh siapa dan bagaimana rasa perih ini bisa terobati.
Dan akhirnya jawaban itu kutemukan di gelap malam.
Tepatnya di sudut kamar, dan mememejam.
Ya, Tuhanku menguatkan aku.

Aku tidak tau pasti bagaimana selera dari seorang pria yang bisa menarik hati.
Bagiku, semua sama saja.
Mereka hanya datang saat butuh, lalu pergi seenaknya.
Mereka hanya menjadikan wanita sebagai objek cuci mata.
Mereka mencintai fisik, bukan hati.
Lalu, bagaimana dia mencintai Tuhan yang tidak kelihatan?

Tiap aku merasa ada rasa yang lain, hatiku berusaha mengelak.
Rasa takut itu seolah menari-nari di sekeliling hatiku.
Namun, kau berbeda.
Entah..
Rasa nyaman ini begitu saja muncul.
Kau datang sekejap, lalu dapat membuatku merasa tidak sendirian.
Kau membangkitkan beberapa mimpi yang mungkin hanya kupendam sendirian.
Kau satu-satunya yang mau melihat mimpi dibalik tumpukan kertas usang.
Yang menyemangatiku untuk terus berkarya.
Kemudian pujian itu membuat jantungku seperti ingin muncrat keluar.

Namun...
Apakah kau sama saja?
Apa kau hanya sebagai iklan, yang lewat sebentar?
Jika iya, tolong pergi jauh.

Tapi, jujur. Aku akan merindukanmu, dan chat singkat ini.
Aku akan merindukanmu.





10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar