Ruangan ini terlalu ramai, gaduh, berisik.
Ia memandangi manusia-manusia yang sedang bergurau dihadapan nya.
Mereka nampak hanyut dalam kebisingan.
Aku melihat seorang gadis yang tertawa kencang, terlihat sangat ceria.
Aku terus memperhatikan nya.
Kuperhatikan dalam-dalam kedua matanya.
Mata yang tidak dapat dibohongi..
Ah, aku sudah tidak tahan.
Namun, jiwa terus mengelak.
Apa yang aku pikirkan?
Orang sepertiku mustahil hanya berlakon sebagai penonton.
Bahkan aku lupa kalau akulah si tuan pemilik pesta.
Tapi, kenapa tidak ada yang melihatku?
Bahkan ini rumahku.
Kesal.. Aku ingin menangis, tapi kutahan.
Sial, dirumahku sendiri saja aku tidak dapat menangis.
Aku seperti tidak dianggap.
Mereka yang menuntutku harus selalu tampil ceria.
Tidak boleh ada air kesedihan terlukis.
Aku lelah untuk terus berpura-pura menjadi badut.
Kau tahu?
Aku kesepian.
Ya, sangat kesepian.
Mereka yang menganggap hidupku tanpa beban.
Mereka yang menganggap aku terlampau tegar untuk segala masalah.
Aku lelah..
Kegaduhan ini sangat mengganggu!
Bisakah kau matikan musik itu sebentar saja?
Aku ingin sendiri.
Aku ingin bercerita..
Bercerita tentang betapa aku lelah menjadi gadis yang selalu ceria.
Aku ingin menjadi bulan, yang tenang.
Bukan selalu manjadi si matahari, yang selalu bersinar.
Aku masih duduk di sudut ruangan.
Meringkuk.
Kedinginan.
Tidak kah ada yang melihatku?
Ah, apa yang aku pikirkan, tentu saja tak ada yang melihatku.
Lalu aku lantas pergi.
"Tunggu!" sebuah suara terdengar dari belakang. Ternyata si gadis ceria itu
"Ingin pergi?" lanjutnya.
Aku mengangguk.
"Aku ingin pergi, aku lelah berada disini. Lihat, tidak ada satupun yang memperdulikanku."
"Tidak boleh pergi!" balas si ceria dengan cepat.
"Kau lebih pantas berada disini, kau disukai banyak orang, kau punya banyak teman." jawabku. "Lihatlah diriku, seperti seonggok bangkai di sudut ruangan"
"Kalau kau pergi, bagaimana denganku?!" wajah cemas tergambar di wajah si gadis ceria. "Kau ada diriku juga.."
"Biarlah aku pergi. Toh, mereka lebih menyukaimu. Aku hanya sisi lain dari dirimu yang tidak nampak." jawabku seraya menjauh. "Dapatkah kau terus berlagak ceria?"
"T.. Tapi.."
"Aku akan kembali, sampai seseorang dapat membawaku kembali. Selamat tinggal"
Gadis itu berlalu.
Gadis di sudut ruangan, itu pergi.
Ia lelah, dan kesepian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar