Kau jahat!
Kau tega!
Kau iblis!
Kau...
Kau hina.
Hey, sadarkah kau?
Kau sedang menyakitiku sekarang.
Setelah semuanya jelas, dimana kau lebih memilih wanita sialan bermodalkan wajah cantik dan tubuh aduhai itu?
Dimana otakmu? Dimana perasaanmu?
Aku tidak cantik, aku tidak pintar, aku tidak bisa memakai high heels ataupun stilleto seperti dia.
Aku..
Aku berbanding nol dengan dia. Sialan!
Kenapa harus dia? Kenapa tidak aku?
Kenapa harus ada dia diantara kita? Kenapa dia harus lahir menjadi 'dia' agar dia bisa menghancurkan hubungan kita? Dia? Siapa dia?! Sialan!
AKu memikirkanmu, kau memikirkan dia.
Aku menangisimu, kau menangisi dia.
Aku memujamu, kau memuja dia.
Aku mengagumimu, kau mengagumi dia.
Aku mengharapkanmu, kau mengharapkan dia.
Aku menggenggam erat tanganmu, kau menggenggam erat tangannya. Pahit memang..
Tinggalkan saja aku, terangi dia!
Biarkan aku sendiri didalam gelap ini.
Tanpa dirimu, tanpa sosokmu, tanpa kenangan tentangmu..
Hey, aku masih menungguimu dalam gelap ini.
Meringkuk di sudut ruangan tanpa ada cahaya sedikitpun.
Dingin..
Disini dingin.
Aku butuh pelukanmu sekarang..
Oh! aku lupa.
Kau sedang memeluk dia sekarang. Pahit memang..
Tapi, biarlah... Aku masih disini dengan bodohnya, menunggui kamu yang tidak mungkin datang.
Mungkin Kamu bukan 'Kamu' yg kutunggu.
Karena pasti ada 'kamu' 'kamu' lain yang akan menjemputku di sudut ruangan gelap ini.
Ya, pangeranku akan datang.
Mungkin sekarang ia sedang berperang melawan naga api, atau mungkin sekarang ia sedang terjebak di hutan.
Tapi... Dia pasti datang kesini. Iya,kan?
Pangeranku akan datang sambil menungganggi kuda putih dan sebuah pedang tergantung di pinggangnya.
Kau tau? Dia sangat gagah.
Aku yakin waktu itu akan datang.
Tuhan bilang, semua akan indah pada waktunya, bukan?
Mungkin bukan sekarang, tapi nanti.
Disaat pangeranku sudah menemukanku dan menjemputku, kita akan ke istana.
Istana dimana aku akan menikah dengan nya.
Indah sekali gaun putih yg kukenakan. Aku seperti Cinderella.
Dan kau? Aku akan sangat berbahagia ketika pengkhianatan menghampirimu.
Wanitamu meninggalkanmu untuk prianya.
Kasihan sekali hidupmu.
Kenapa harus dia, dia ,dia, selalu dia?
Ya, itu adalah alasan untukku.
Menemukan pangeranku kelak; jauh lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar