Banyak yang bilang, jodoh di tangan Tuhan. Tapi kayaknya itu
salah, Tuhan yang dimaksud disini mungkin orangtua. Ya habis gimana dong, mama
selalu bawel perihal jodoh. Musti inilah itulah, sifatnya ginilah gitulah,
keluarganya beginilah begitulah dan masih banyak aturan-aturan lain yang bikin
pusing. Mama bilang, kalau menikah itu bukan cuma sepasang pria dan wanita aja
yang dinikahkan, tapi keluarga dari si pria dan si wanita juga ikut dinikahkan.
Mungkin maksud mama, masing-masing keluarga dari si pria dan si wanita itu
harus bisa kompak, jadi jangan ada rasa benci atau sebel yang terpendam, jadi mama
bilang kalau cari pasangan itu dari keluarga baik, biar kedepannya juga baik
dan wajib satu iman. Aturan lain yang mama kasih itu, cari pasangan yang
satu suku (maklum ya orang batak). Kebayang gak sih gimana susahnya cari
cowok batak (yang keren ;p ) di Pulau Jawa ini? Sekalinya ketemu, ada aja yang
aneh. Tapi mama bilang, beliau mau liat anak-anaknya menikah pakai ulos dan
bisa nyambung sama calon suami/istri juga keluarganya.
Gue pernah terlibat suatu percakapan kocak sama mama,
kalau diinget-inget suka ketawa sendiri. Kata mama :
“Nanti
kalau cari pacar musti yang masa depan nya jelas ya.”
”Hemm...”
“Terus
yang baik juga, jangan pelit-pelit.”
“Hemm...”
“Oh
iya, kalau pacaran naik mobil ya trus udah nyicil rumah”
“Hemm...”
“Dan
udah ada tabungan jadi kamu gak hidup susah nanti”
“Hemm...”
“Eh
mobilnya yang bagus ya, kayak konglomerat gituu”
“IYA
MAM IYA NANTI AKU CARI OOM-OOM DI MALL YA!”
Kemudian kami berdua ketawa. Katanya sih, mama cuma ngetes
gimana reaksiku kalau dibilang begitu. Tapi aku jawab santai aja (sambil
mengamini dari hati) hahaha. Makanya, mama bilang perempuan itu kalau bisa cari
pasangan yang lebih tua, jadi saat perempuan sudah matang dan siap untuk
menikah, si pria juga sudah siap. Umur ideal perempuan menikah umur 24-27.
Kalau pria, umur 30-an juga masih wajar, karena memang di umur segitu biasanya
seorang pria kelihatan sukses atau nggaknya. Sebenernya, 30% dari ucapan mama
itu adalah jujur dari hatinya. Ibu mana coba yang gak mau anaknya dapat calon
pasangan kayak gitu ya, dia cuma mau anaknya bisa hidup setidaknya sejahtera
dan cukup. Sebenarnya rasa cemas itu wajar dialami orangtua, apalagi gue perempuan, jadi mama takut kalau gue salah pilih pasangan. Realistis sih..
Abang gue juga lagi dinasehati biar gak salah pilih pasangan.
Karena dia laki-laki, jadi paling enggak mama bilang cari pasangan yang
sifatnya memang baik dan berpendidikan. Jadi gak gampang dibodoh-bodohi anak
nya kelak dan bisa mengurusi rumah.
Ya kurang lebih seperti itulah. Jodoh memang Tuhan yang
atur, tapi mama adalah pemberi restu. Kalo mama gak merestui, berarti bukan
jodoh. (quote ngaco)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar